Kamis, 21 Januari 2016

DASAR-DASAR MIPA MASALAH YANG DIALAMI GURU MIPA DI SEKOLAH DAN SOLUSINYA



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
            Seiring perubahan zaman yang semakin canggih dari waktu ke waktu, kebtuhan manusa pun semakin beragam dan kompleks.Sehingga untuk mempermudah pekerjaan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia yang semakin beragam itu, manusia menciptakan produk-produk baru sebagai hasil teknologi.Namun, kadang ternyata produk ciptaannya pun malah menghadirkan masalah baru lagi.Ini berarti teknologi sebagai solusi sekaligus juga sebagai sumber masalah.Dalam hal ini, ilmu teknologi dapat berkembang karena didukung oleh ilmu pengetahuan. Demikian pula sebaliknya, atau dengan kata lain teknologi selalu  tegak lurus dengan perkembangan  lmu pengetahuan.
Jika berbicara tentang ilmu pengetahuan, maka tidak terlepas dari yang namanya pendidikan.Karena pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai tujuan pendidikan ini, maka komponen-komponen dalam penyelenggaraan pemdidikan pun harus bekerja sama, baik itu pendidik (guru dan dosen), peserta didik maupun pemerintah (kurikulum).
Disini, guru memegang tanggung jawab dan sangat berperan dalam menciptakan generasi-generasi yang berkualitas yang mampu memenuhi tuntutan teknologi.Oleh karena itu, guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan-keterampilan untuk membimbing, membina, mengajar dan mendidik peserta didiknya agar tercapai tujuan yang diharapkan.Dalam ilmu kependidikan, dikenal istilah kebehasilan siswa  adalah keberhasilan  guru, atau dengan kata lain keberhasilan guru terletak pada keberhasilan siswanya.Ini berarti bahwa masalah yang dialami siswa adalah masalah yang dialami guru juga selain masalah-masalah yang bersumber dari guru itu sendiri dan juga kurikulum.
Jadi, yang dimaksud masalah yang dialami guru disini adalah masalah-masalah yang dialami guru akibat penerapan kurikulum, masalah yang dialami guru akibat sistem pengajaran yang diterapkan oleh guru itu sendiri,serta masalah yang dialami siswa dalam belajar.Karena pada hakikatnya keberhasilan siswa adalah keberhasilan guru juga, demikian pula sebaliknya kegagalan siswa adalah kegagalan guru juga. Maka dapat dikatakan  “Jika siswa sukses dalam belajar, maka itu berarti guru juga  sukses dalam mengajar.” Banyak masalah yang dialami guru MIPA dewasa ini, namun untuk memperjelas dan memberi batasan maka saya hanya membahas masalah-masalah yang sering terjadi dalam proses pembelajaran pada umumnya, dan proses pembelajaran dalam mata pelajaran MIPA pada khususnya, diantaranya, yaitu:


B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas,maka penuslis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja masalah-masalah yang dialami guru MIPA dewasa ini?
2. Bagaiman solusi guru MIPA terhadap masalah-masalah tersebut?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui masalah apa saja yang dialami guru MIPA dewasa ini
2. Mengetahui solusi guru MIPA terhadap masalah tersebut
3. Memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Dasar-dasar Pendidikan MIPA


BAB II
PEMBAHASAN
       A. Masalah yang Bersumber dari Guru
Terdapat beberapa problematika dalam pembelajaran matematika di sekolah yang memerlukan penanganan secara cepat dan inovatif tentu oleh guru sebagai fasilitator dan mediator  pembelajaran di kelas.
1.      Tidak maksimalnya penerapan pendekatan, teknik, model, metode dan strategi pembelajaran oleh guru
Terdapat indikasi bahwa kegagalan siswa dan kesenjangan yang terjadi disebabkan karena implementasi pendekatan, teknik, model, metode ataupun strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum mendukung secara maksimal. Misalnya pada masalah siswa tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru secara mandiri  tanpa bantuan guru, siswa tidak bisa mengerjakan soal PR yang diberikan oleh guru, atau selalu lupa akan cara dan langkah-langkah menyelesaikan suatu soal yang berakibat guru harus selalu menjelaskan kembali langkah-langkah itu.
Solusinya :Guruharus tahu apa penyebab kegagalan siswa-siswanya tersebut. Setelah guru menganalisis factor penyebabnya, maka dapat diketahui bahwa misalnyaternyata  kegagalan siswa-siswanya itu dipengaruhi oleh tidak adanya kesempatan oleh guru kepada siswa dalam proses pembelajaran, untuk berlatih memecahkan masalah secara mandiri. maka solusinya guru tersebut sebaiknya menerapkan model pembelajaran yang bisa memusnahkan masalah-masalah di atas, misalnya dengan menerapkan model pembelajaran PBL (Pembelajaran Berbasis Masalah).
PBL adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh  pengetahuan yang esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah dirancang untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi  berorientasi pada masalah. Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan terutama untuk membantu kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual dan belajar menjadi pembelajar yang otonom. Keuntungan PBL adalah mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas. Pembelajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihannya sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan dunia nyata dan membangun  pemahaman tentang fenomena tersebut. Hal ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif solusi dalam menghadapi  problematika yang dihadapi.

2.      Guru  mengalami masalah dalam hal memahami  materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa ( guru tidak memiliki kompetensi profesionalisme)
Solusinya: guru harus mempersiapkan diri sebelum mengajar, dalam arti meskipun telah menjadi guru,  dia tetap harus mereview kembali materi, untuk lebih meningkatkan kesiapan diri. Sebaiknya Guru mempelajari  suatu materi terlebih dahulu sebelum diajarkan kepada siswa.

3.      Guru  mengalami masalah dalam hal penguasaan dan penerapan keterampilan-keterampilan mengajar  (guru tidak memiliki kompetensi pedagogic).
Solusinya:guru harus banyak berlatih diri dengan caranya sendiri untuk menyampaikan materi, banyak mempelajari ketermpilan-keterampilan mengajar, dan giat mengikuti pelatiahan-pelatihan guru seperti KKG, dan sebagainya.

4.      Guru tidak memperhatikan kedisiplinannya.
Hal ini akan menjadi masalah yang akan dialami oleh guru jika ketidakdisiplinan ini ditiru oleh siswa.
Solusinya :guru harus cepat menyadari kekeliruannnya ini, sehingga tidak berakibat fatal pada peserta didik. Guru harus mampu menjadi teladan dalam segala hal. Oleh karena itu, seorang guru yang baik harus pandai-pandai  memenej waktunya dengan sebaik mungkin,baik itu waktu untuk keluarga maupun untuk pekerjaan.sehingga keduanya berjalan seimbang tanpa ada yang dikorbankan.
6.  Guru tidak  memiliki kreatifitas dalam pelaksanaan pembelajaran
MIPA adalah mata pelajaran-mata pelajaran yang sulit dipahami siswa karena masih bersifat abstrak, terutama matematika maka guru harus MIPA harus menyiapkan media pembelajaran berupa  alat-alat peraga atau power point untuk mengkonkretkan konsep-konsep yang bersifat abstrak tersebut sehinggga lebih memudahkan siswa dalam memahaminya. Jika siswa tidak memahami materi yang diajarkan, maka itu menjadi masalah yang dialami guru.
Solusinya:guru harus jeli melihat mana materi yang butuh dilengkapi dengan media pembelajaran dan yang tidak sehingga pembelajaran tidak monoton, kaku dan membosankan.
       B. Masalah-Masalah yang dialami guru yang Bersumber dari Siswa

Masalah-masalah yang bersumber dari siswa ini dikaji berdasarkan pendekatan psikologi, dan sikap yang berpengaruh pada proses dan hasil belajar siswa. Karena kita tahu bahwa dalam pembelajaran,  guru bukan saja berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik, pembimbing, motivator dan sebagainya. Maka berarti setiap guru tanpa membedakan mata pelajaran yang diajarkan memiliki peran dan tugas yang sama, yaitu  membimbing, membina karakter, sikap dan mentalnya.. Ini bukan hanya menjadi tugas  guru agama ataupun Pkn, tetapi tugas semua guru, terlepas dari mata pelajaran yang diajarkan. Apalagi jika sikap dan perilaku (segi emosional) itu berpengaruh  pada kognitif (pemahaman materi) siswa.  Karena berdasarkan penelitian, emosional seseorang itu berpengaruh juga pada kognitifnya.Artinya bahwa penyebab  keberhasilan siswa dalam memahami materi (hasil belajar) bisa juga karena didukung oleh emosionalnya yang baik  ( kerajinannya, keaktifannya, kekreatifannya, kedisiplinannnya, dsb). Namunsebaliknya ,jika siswa gagal dalam belajar, maka bisa jadi siswa itu tidak memiliki emosional yang baik ( misalnya malas sekolah, malas mengerjakan PR, tidak disiplin, dan sebagainya). dan iniakan  menjadi masalah bagi guru dalam proses maupun hasil pembelajaran.

1. Melamun saat guru mengajar
ü  Penyebab: Masalah yang sulit untuk di utarakan dan belum terselesaikan sering membuat seseorang khususnya siswa melamun. Hal ini sangat mengganggu siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan guru saat proses belajar mengajar. Apalagi jika yang dipelajari adalah mata pelajaran MIPA, seperti biologi, fisika, kimia, terlebih lagi matematika yang merupakan ilmu logika dan penalaran yang sangat membutuhkan perhatian lebih dan konsentrasi yang tinggi.
ü  Solusi: Disini peran guru sebagai pembimbing dan orang tua di sekolah harus di utamakan. Karena bila sudah melihat siswanya sering melamun perlu di tanyakan secara empat mata dan di carikan solusi yang terbaik bagi siswa tersebut.

2. Murid terlambat masuk sekolah
ü  Penyebab: rata-rata murid datang terlambat dikarenakan bangun tidur terlalu siang, hal ini bisa disebabkan oleh siswa tersebut tidur larut malam.
ü  Solusi: Memberikan teguran kepada siswa merupakan salah satu cara yang bijak untuk masalah ini.
3. Bermain game saat guru menerangkan
ü  Penyebab: Bermain game sangat mengganggu konsentrasi siswa saat belajar. Mungkin dikarenakan siswa tersebut diberikan teknologi yang seharusnya belum diberikan kepada mereka, sehingga siswa belum memahami fungsi sesungguhnya dari teknologi tersebut.
ü  Solusi: Untuk Orang tua, harus di pahami bahwa memberikan teknologi yang tidak sesuai dengan anak bukam membuat anak menjadi manusia modern. Tapi malah akan merusak anak tersebut, jadi alangkah bijaknya jika orang tua dan sekolah memberi batasan yang jelas tentang teknologi yang boleh dan tidak.

4.  Bermain HP (hand phone) saat guru mengajar
ü  Penyebab: Hal ini hampir sama dengan penjabaran di atas (NO.18). Atau dengan kata lain kesalahan memberikan teknologi yang masih belum sesuai dengan usianya.
ü  Solusi: masalah ini bisa dengan memberikan batasan teknologi yang di berikan. Atau juga bisa dengan larangan membawa HP ke sekolah.
5. gangguan psikologi, seperti Cengeng (mudah menangis) saat di nasihati guru
ü  Penyebab: Manja, merupakan faktor utama anak menjadi cengeng. Bisa jadi siswa tersebut terlalu di manja atau mungkin juga siswa tersebtu terlalu didik keras di rumah, sehingga siswa menjadi sosok yang minder dan lemah.
ü  Solusi: Memanja anak secara bijak dan memarahi tidak secara berlebihan merupakan hal yang baik untuk membentuk pribadi anak yang tangguh, namun bertanggung jawab dan sopan.

6. Lama dalam menyelesaikan tugas yang di berikan
ü  Penyebab: Biasanya hal ini dikarenakan siswa lebih mengutamakan ngobrol dengan teman dari pada mengerjakan tugas.
ü  Solusi: Bila seorang guru melihat kejadian ini, maka sang guru tersebut harus menegur siswa tersebut agar segera menyelasaikan tugasnya.

7. Makan saat guru MIPA mengajar
ü  Penyebab: bisa jadi siswa merasa sangat lapar sehingga dia tidak dapat lagi menahan lapar saat jam pelajaran.
ü  Solusi: Bila sudah seperti ini maka guru harus bijaksana dengan memberi izin untuk siswa makan. Namun tetap harus di beri peringatan untuk sarapan dari rumah, karena makan saat jam pelajaran di anggap tidak sopan.

8. Mencontek saat ulangan
ü  Penyebab: Mencontek sudah seperti masalah yang klasik dan sulit untuk di selesaikan. Hal ini disebabkan karena siswa masih berpandangan mengejar nilai bukan mengejar siswa.
ü  Solusi: Menanamkan sifat jujur dan memberi pemahaman tentang manfaat berbuat jujur bisa sedikit demi sedikit mengurangi angka kecurangan di bidang akademik ini.
9. Berkelahi di kelas
ü  Penyebab: Saling ejek, saling berebutan sesuatu bisanya menjadi alasan terjadinya pertengkaran siswa.
ü  Solusi: Mendamaikan siswa merupakan cara yang baik untuk menyelasaikan masalah ini. Apa lagi siswa SD, mrekan akan segera melupakan masalah mereka yang membuat mereka tadi bertengkar.

10. Tidur saat guru MIPA mengajar
ü  Penyebab: Banyak penyebab yang membuat siswa tidur di saat guru mengajar, bisa jadi siwa tersebut mengantuk di karenakan dia membantu orang tua sampai malam hari, mungkin juga siswa tersebut menyaksikan acara televisi hingga larut malam.
ü  Solusi: Solusi yang mungkin di capai antara lain, dengan memberikan batasan waktu siswa untuk istirahat agar pada pagi harinya siswa sudah siap menerima ilmu untuk masa depannya.

11. Mengobrol saat guru MIPA mengajar
ü  Penyebab: Mengobrol saat guru mengajar bukan lagi hal baru bagi siswa, dan hal ini harus di akui tidak baik bagi proses belajar mengajar. Penyebabnya bisa jadi karena ada masalah-masalah yang belum terselesaikan, bisa jadi pula karena siswa merasa bosan dengan metode pengajaran guru sehingga siswa mencari pelarian pembahasan dengan cara mengobrol.
ü  Solusi: Masalah mengobrol saat guru mengajar dapat di selesaikan dengan cara mencari metode-metode mengajar yang baru, sehingga murit merasa tertarik untuk mendengarkan penjelasan dari guru.
12. Pasif saat guru memberi pertanyaan
ü  Penyebab: Pasif saat guru memberi pertanyaan merupakan masalah hampir di seluruh Indonesia. Hal ini mungkin di sebabkan rasa malu, dan takut salah, atau bisa juga di karenakan siswa tersebut takut di katakan “sok pintar” .
ü  Solusi: Masalah ini bisa di selesaikan jika guru secara perlahan dan berkesinambungan memberi pengertian kepada siswa bahwa jika salah saat menjawab pertanyaan guru bukan berarti siswa tersebut bodoh, tapi siswa tersebut sudah mencoba dan harus di hargai.

13. Tidak konsentrasi saat guru mengajar
ü  Penyebab: Tidak konsentarasi bisa disebabkan karena faktor kelelahan, faktor eksternal (masalah pribadi). Konsentrasi merupakan hal pokok dalam mempelajari MIPA, karena MIPA adalah ilmu penalaran dan logika, bukan seperti ilmu social.
ü  Solusi: Jika masalahnya dikarenakan maslah kelelahan maka guru harus menegur siswa agar menjaga kesehatan dan memperhatikan jam istirahat. Sedangkan jika masalahnya di karenakan ada masalh pribadi, maka guru juga harus memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa secara bijaksana.

14. Menjahili teman saat belajar
ü  Penyebab: Sifat jahil memang merupak sifat genetis yang di turunkan dan tidak dapat dibantah bahwa hal tersebut merupakan faktor bawaan sejak lahir. Namun, jika sifat jahil itu bukan factor genetis tetapi factor lingkungan, maka hal kejahilannya tersebut masih mudah untuk dihilangkan. Sifat jahil ini bisa mengganggu konsentrasi siswa-siswa lain dalam suasana pembelajaran MIPA.
ü  Solusi: Satu-satunya solusi yang dapat menylesaikannya dengan cara memberi nasehat, teguran, dan bila kejahilan tersebut sudah kelewat batas maka harus ada hukuman agar siswa tersebut merasa jera dan menjadi pelajaran untuk dirinya.
15. Lama dalam memahami pelajaran
ü  Penyebab:  Hal ini bisa disababkan karena pengaruh IQ atau kemampuan berfikir. Atau bisa juga hal ini disebabkan karena siswa ada masalh sehingga dia sulit untuk berkonsentrasi.
ü  Solusi: bisa dengan cara mencarikan metode belajar yang pas dan sesuai dengan anak. Atau bisa juga memberikan tambahan jam pelajarn yang tentu tidak terlalu memberatkan anak.
16. Saling mengejek saat belajar
ü  Penyebab: Dalam pergaulan saling ejek seolah menjadi hal lumrah dan biasa. Namun hal ini tak jarang menimbulkan masalah dan perkelahian. Selain tiu saling ejek bukanlah hal yang baik sehingga perlu dihindari.
ü  Solusi: dengan memberi arahan diharapkan sedikit-demi sedikit dapat berubah.

17. Jalan-jalan di dalam kelas saat guru mengajar
ü  Penyebab:  Masalah ini khususnya dialami oleh siswa SD kelas rendah (kelas 1-3). Penyebabnya bisa karena memang anak tersebut senang bermain sehingga sering lupa dengan proses belajar yang harus di pahami secara konsentrasi.
ü  Solusi: Ditegur dan di tegur merupakan salah satu cara menylesaikan permasalahan ini. Bersikap bijak dengan memaklumi karena masih berad pada fase bermain merupakn hal yang baik.

18. Siswa tidak percaya diri untuk maju ke depan kelas
ü  Penyebab: Penyebabnya bisa jadi karena siswa malu dan takut di ketawai saat melakukan kesalahan didepan kelas.
ü  Solusi: Melatih peserta didik secara terus menerus untuk memberaniakan diri maju kedepan diharapkan akan meningkatkan kepercayaan diri siswa.

19. Siswa berebutan benda seperti pulpen atau buku saat guru mengajar MIPA
ü  Penyebab: Kesalah pahaman akan kepemilikan barang, atau memeng ke usilan salah satu siswa merupakan penyebabnya
ü  Solusi: Melerai perebutan tersebut dengan menanya siapa pemilik barang tersebut dan mengmbalikan barang tersebut ke pemiliknya.

20. Meminta pulang saat jam pelajaran MIPA
ü  Penyebab: Meminta pulang saat jam pelajaran jarang terjadi di SD kelas atas (kelas 4-6), karena siswa kelas atas sudah mulai memahami kewjiban-kewajiban yang harus mereka laksanakan. Namun di kelas rendah belum memahami tentang kewajiban-kewajiban tersebut, hal ini yang mendasari siswa kelas rendah sering meminta pulang padahal belum jam pulang sekolah.
ü  Solusi: Mengalihkan perhatian mereka dengan memberi pelajaran yang menarik bagi mereka. Diharap hal ini bisa mengalihkan perhatian mereka untuk lebih fokus dalam belajar.

22. Buku pelajaran tertinggal dirumah
ü  Penyebab: Lalai dan lupa menjadi alasan klasik siswa saat buku pelajaran mereka tertinggal di rumah.
ü  Solusi: Untuk siswa, menyiapkan buku pelajaran pada malam hari atau sore hari bisa menjadi rumus jitu agar tidak lupa membawa buku pelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran besok harinya.

23. Membaca buku yang bukan mata pelajaran saat itu
ü  Penyebab: Bisa jadi karena murid tersebut belum mengerjakan PR, sehingga dia ingin menyelesaikannya sebelum jam pelajaran tersebut. Atau bisa jadi pula siswa kurang meminati pelajaran yang sedang dipelajari, sehingga dia lebih memilih membaca buku mata pelajaran yang lain.
ü  Solusi: Guru bisa menegur siswa tersebut, karena suka tidak suka semua mata pelajaran harus di kuasainya. Guru juga berkewajiban mencarikan model-model pembelajaran yang menarik bagi semua siswa.

30. Merusak fasilitas sekolah (mencoret-coret meja, dll)
ü  Penyebab: Mencoret-coret meja, mencoret-coret dinding, atau bisa juga yang lain. Hal ini disebabkan karena keusilan dan ketidak pedulian siswa dalam hal menjaga fasilitas umum. Mereka menganggap bangku, meja, dan fasilitas lain itu adalah bukan milik mereka jadi bila rusakpun mereka tidak akan rugi. Pandangan sepeti ini salah karena bila fasilitas tersebut rusak sama saja mereka telah membuat orang lain tidak dapat memakainya.Apalagi  MIPA adalah mata pelajaran-mata pelajaran yang berpeluang memungkinkan siswa lebih banyak berhubungan dengan fasilitas-fasilitas umum, seperti alat peraga, laboratorium MIPA (Lab MIPA),laboratorium computer,  dan sebagainya yang harus dijaga dan dirawat agar tidak dirusak. Jika fasilitas-fasilitas pembelajaran itu rusak, maka pembelajaran menjadi tidak maksimal dan berdampak pada penurunan tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi, yang pada sisi lainnya merupakan masalah yang dialami oleh guru. karena apa yang dia ajarkan harus ditunjang dengan penggunaan media pembelajaran serta fasilita-fasilitas tertentu.
ü  Solusi: Solusi yang mungkin bisa dilakukan anatra lain adalah dengan menanamkan sikap tanggung jawab. Dan jika perusakannya telah melampaui batas maka siswa tersebut harus menggantinya dengan dana pribadi.

C. Masalah yang Dialami Guru Akibat Penerapan kurikulum
            Kurikulum juga akan menjadi salah satu masalah yang dialami guru,  jika kurikulum yang fungsinya sebagai pengarah dan pedoman dalam pembelajaran itu, tidak atau belum layak diterapakan.
            Berhubung masalah yang dibahas dalam makalah ini adalalah masalah-masalah yang terjadi dewasa ini, maka mengenai masalah kurikulum yang dimaksud adalah Kurikulum 2013 atau dikenal dengan K13 yang belum lama ini dicanangkan oleh pemerintah.
            Menurut komentar sebagian guru di seluruh Indonesia, penerapan Kurikulum ini tidak efektif untuk diterapkan di seluruh sekolah atau instansi pendidikan di Indonesia, karena memiliki batasan-batasan tertentu, diantaranya penerapan K13 ini harus disesuaikan dengan kondisi  daerah, ketersediaan fasilitas, sarana dan prasarana sekolah, karakter dan tingkat kognitif siswa, serta jumlah siswa. Sehingga jika K13 ini tetap diterapkan  tanpa memeprtimbangkan batasan-batasan di atas, maka akan timbul masalah baru lagi bagi guru.
            Aturan jumlah siswa untuk K13 ini maksimal 25 orang/kelas, sedangkan rata-rata sekolah yang menerapkan K13 ini memiliki jumlah siswa yang lebih dari jumlah itu, bahkan ada sekolah yang jumlah siswanya kurang lebih 40 orang/kelas, SMP 14  Ambon misalnya  yang hingga saat ini masih menerapkan K13. Apakah ini berimbang? Jelas tidak akan berimbang.
            Dengan kondisi seperti ini, penerapan K13 yang dipaksakan  justru akan berdampak bagi proses pembelajaran, yang pada gilirannya akan berdampak pula pada hasil belajar dan kualitas pembelajaran. Ini menimbulkan masalah baru lagi  yang dialami oleh guru. karena guru akan menemui kesulitan  dalam menyesuaikan langkah-langkah K13 yang dirumuskan dalam buku K13 dengan realita. Selain masalah jumlah siswa, tingkat kognitif siswa pun harus dipertimbangkan.Misalnya, sekolah-sekolah di pelosok-pelosok desa yang rata—rata siswanya tidak memiliki tingkat pengetahuan yang baik seperti siswa di sekolah unggulan di Kota.jika tetpa dipaksakan diterapkan K13, justru akan membuat mereka semakin bermasalah dalam memahami pelajarana, karena dalam K13 ini dituntut siswa lebih aktif dan memecahkan masalah sendiri , sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motifator dalam pembelajaran. Solusinyaselain kepala sekolah, dan staf-stafnya,  guru harus lebih fleksibel dalam melihat kondisi sekolah dan kondisi siswanya. Karena tidak selamanya Kurikulum itu baik dan tidak selamanya buruk.Tergantung berbagai aspek. Guru sebagai salah satu komponen sekolah, berhak juga menyampaikan aspirasinya tentang masalah K13 dan kaitannya dengan  kondisi sekolah  agar dipertimbangkan oleh pihak sekolah, apakah akan diterapkan atau tidak. Karena nantinya guru yang akan menjadi sasaran dampak yang ditimbulkan oleh penerapan Kurikulum  itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Berdasarkan pemaparan pada pembahasan, maka dapat disimpulkan:
Masalah-masalah yang dialami guru MIPA dewasa ini, dapat dilihat dari 3 sumber:
1.      masalah yang bersumber dari guru; diantaranya :
ü  Tidak maksimalnya penerapan pendekatan, teknik, model, metode dan strategi pembelajaran oleh guru
Solusinya :Guru harus tahu apa penyebab kegagalan siswa-siswanya tersebut. Setelah guru menganalisis factor penyebabnya, maka dapat diketahui bahwa misalnyaternyata  kegagalan siswa-siswanya itu dipengaruhi oleh tidak adanya kesempatan oleh guru kepada siswa dalam proses pembelajaran, untuk berlatih memecahkan masalah secara mandiri. maka solusinya guru tersebut sebaiknya menerapkan model pembelajaran yang bisa memusnahkan masalah-masalah di atas, misalnya dengan menerapkan model pembelajaran PBL (Pembelajaran Berbasis Masalah).

ü  Guru  mengalami masalah dalam hal memahami  materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa ( guru tidak memiliki kompetensi profesionalisme)
Solusinya: guru harus mempersiapkan diri sebelum mengajar, dalam arti meskipun telah menjadi guru,  dia tetap harus mereview kembali materi, untuk lebih meningkatkan kesiapan diri. Sebaiknya Guru mempelajari  suatu materi terlebih dahulu sebelum diajarkan kepada siswa.

ü  Guru  mengalami masalah dalam hal penguasaan dan penerapan keterampilan-keterampilan mengajar  (guru tidak memiliki kompetensi pedagogic).
Solusinya:guru harus banyak berlatih diri dengan caranya sendiri untuk menyampaikan materi, banyak mempelajari ketermpilan-keterampilan mengajar, dan giat mengikuti pelatiahan-pelatihan guru seperti KKG, dan sebagainya.

ü  Guru tidak memperhatikan kedisiplinannya.
Hal ini akan menjadi masalah yang akan dialami oleh guru jika ketidakdisiplinan ini ditiru oleh siswa.
Solusinya :guru harus cepat menyadari kekeliruannnya ini, sehingga tidak berakibat fatal pada peserta didik. Guru harus mampu menjadi teladan dalam segala hal. Oleh karena itu, seorang guru yang baik harus pandai-pandai  memenej waktunya dengan sebaik mungkin,baik itu waktu untuk keluarga maupun untuk pekerjaan.sehingga keduanya berjalan seimbang tanpa ada yang dikorbankan.

ü  Guru tidak  memiliki kreatifitas dalam pelaksanaan pembelajaran
Solusinya:Guruharus jeli melihat mana materi yang butuh dilengkapi dengan media pembelajaran sehingga pembelajaran tidak monoton, kaku dan membosankan.

2.      Masalah yang bersumber dari siswa; diantaranya factor kelambanan menerima pelajaran, factor psikologi, dan minat siswa. Solusinya: guru harus menerapkan strategi, model dan metode yang sesuai untuk setiap karakteristik materi dan suasana serta kondisi siswa,. Selain itu guru harus kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan, sehingga dapat menarik minat siswa.
3. Masalah yang bersumber dari penerapan kurikulum
Solusinya selain kepala sekolah, dan staf-stafnya,  guru harus lebih fleksibel dalam melihat kondisi sekolah dan kondisi siswanya. Karena tidak selamanya Kurikulum itu baik dan tidak selamanya buruk.Tergantung berbagai aspek. Guru sebagai salah satu komponen sekolah, berhak juga menyampaikan aspirasinya tentang masalah K13 dan kaitannya dengan  kondisi sekolah  agar dipertimbangkan oleh pihak sekolah, apakah akan diterapkan atau tidak. Karena nantinya guru yang akan menjadi sasaran dampak yang ditimbulkan oleh penerapan Kurikulum  itu sendiri.


B. Saran
            Semoga setelah membaca dan mempelajari makalah Dasar-dasar Pendidikan MIPA yang membahas“masalah-masalah yang dialami guru MIPA dewasa ini dan cara guru mengatasi masalah tersebut”ini,   pembaca dapat lebih memahami dan dapat mengambil manfaatnya. Saya selaku penulis mohon maaf atas kekurangan makalah baik dari segi tulisan mmaupun isinya.Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi untuk perbaikan makalah ini kedepan.

DAFTAR PUSTAKA



Text Box: iiKATA PENGANTAR


Pemakalah memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Dasar-dasar Pendidikan MIPA tentang “ masalah-masalah yang dialami guru MIPA dewasa ini, dan cara guru mengatasi masalah tersebut”.
Tak lupa pula shalawat serta salam pemakalah haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, para keluarganya, pengikut-pengikutnya serta para tabi’n dan tabi’utnya yang dengan kegigihan perjuangan merekalah hingga kita dapat menghirup  indahnya udara Islam hingga akhir zaman, Insya Allah Amin.
            Dalam penulisan makalah ini, pemakalah merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun pada materi, mengingat kemampuan yang pemakalah miliki.untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini kedepan.


                                                                                    Ambon,           Januari 2016
                                                                                                Pemakalah


Text Box: iiiDAFTAR ISI


Halaman judul             ………………………………………………………………      i
Kata Pengantar   …………………………………………………………………….     ii 
Daftar Isi …………………………………………………………………………….    iii 
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................     1
B. Rumusan Masalah  ...................................................................................................     2
C. Tujuan Penulisan   ....................................................................................................     3

BAB II PEMBAHASAN
A. Masalah yang Bersumber dari Guru      ...................................................................     3
B. Masalah yang Bersumber dari Siswa     ...................................................................     5
C. Masalah yang Bersumber dari kurikulum        .........................................................   11 

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan       ........................................................................................................   13
B. Saran   ......................................................................................................................   14

DAFTAR PUSTAKA                                                                                                
HASIL WAWANCARA



                                                                                                                                      




























































































HASIL-HASIL WAWANCARA DAN SOLUSI MASALAH

HASIL WAWANCARA
Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang dialami guru MIPA dewasa ini, dan cara guru menyelesaikan masalah tersebut.
Identitas narasumber:
Nama                                       : Halima Bugis, S.Pd
Tempat & Tanggal Lahir         : Tual, 08 Oktober 1989
Profesi                                     :  Guru Matematika pada SD Kanawa Ambon

Pertanyaan :
1.      Masalah-masalah apa saja yang ibu alami dalam pembelajaran matematika di kelas? Serta bagaimana cara ibu menyelesaikan masalah tersebut.
Jawaban:
Masalah yang saya alami dalam pembelajaran MIPA adalah yang pertama fasilitas, sarana dan prasarana penunjang pembelajaran.Karena Ketersediaan fasilitas pembelajaran sangat menunjang kualitas pembelajaran. Di SD kanawa ini, fasilitasnya tidak terlalu lengkap,sehingga kadang dengan uang pribadi,  saya membuat sendiri alat peraganya. Ini menjadi sedikit masalah buat saya.Namun ini bisa menjasi solusi sementara selama sekolah belum melengkapi fasilitas pembelajaran.Selain alat peraga, perpustakaan yang dilengkapi dengan buku-buku pelajaran juga menjadi factor penunjang pembelajaran.Di SD kanawa ini, perpustakaan masih kekurangan buku-buku. Sebagai Solusi sementara, saya menyediakan bahan ajar ( hand out) untuk siswa-siswa saya. Sehingga fungsi buku-buku perpustakaan sedikit bisa tergantikan dengan adanya bahan ajar.Masalah kedua,  peserta didik  lamban menerima pelajaran. Hal ini bisa dipengaruhi oleh tingkat IQ, minat mata pelajaran matematika siswa terhadap dan fakor psikologis peserta didik.


2.      Bagaimana hubungan antara tingkat IQ dan fakor psikologis peserta didik  terhadappembelajaran MIPA di kelas? Dan apa pengaruhnya bagi guru?
Jawaban :
Jika IQ nya rendah maka otomatis dia akan sulit atau lamban dalam memahami materi yang diajarkan. Dan sebaliknya jika IQ nya rata-rata atau di atas rata-rata maka itu bisa menjadi penunjang untuk cepat memahami materi. Namun, jika guru hanya melihat dari sisi IQ saja,berarti tidak akan ada upaya guru untuk meminimalisir dan merubah persepsi bahwa IQ adalah satu-satunya factor kesuksesan belajar peserta didik. pada hakikatnya, keberhasilan peserta didik itu dipengaruhi oleh banyak aspek,termasuk emosional (EQ) dan spiritualnya (SQ). itu secara umum. Namun, masih banyak aspek-aspek yang menunjang keberhasilan peserta didik lainnya. Nah, pengaruhnya bagi guru yaitu jika siswa lamban dalam memahami materi, misalnya karena factor rendahnya IQ dan factor gangguan psikolog, maka guru akan sulit melanjutkan materi, selain itu guru harus mengulang-ulang materi yang sudah diajarkan sehingga pemanfaatan waktu tidak lagi efektif dan efisien. Standar kompetensi yang seharusnya bisa tuntas hanya dalam waktu 2 kali pertemuan saja, akhirnya harus menjadi 4 kali pertemuan baru bisa dituntaskan materinya. Jadi, factor IQ dan psikologi peserta didik turut mempengaruhi proses pembelajaran yang pada gilirannnnya akan menjadi masalah bagi guru. Solusi yang saya terapkan yaitu menambah jatah waktu belajar buat mereka akan materi yang masih sukar mereka pahami, misalnya dengan les. Serta tekun membimbing dan mengarahkan mereka, selain itu saya tidak terlalu mengejar materi dan mengabaikan kepahaman mereka.
           
3.      Apa saja masalah-masalah yang dialami guru MIPA dewasa ini, dan cara guru mengatasi masalah tersebut?
Jawaban :
Selain yang sudah saya jelaskan di sebelumnya, masalah-masalah yang dialami guru MIPA dewasa ini diantaranya,
a. kurangnya kreatifitas guru dalam merancang proses pembelajaran.
b. guru tidak memiliki kompetensi-kompetensi sebagai guru, yaitu kompetensi pedagogic, profesionalisme, social, dan kepribadian.
c. guru tidak menerapkan strategi, model, pendekatan dan metode yang sesuai materi dan kondisi siswa.
Solusinya :guru harus pandai-pandai melihat situasi siswa dan kelasnya, serta karakteristik materi yang akan diajarkan untuk menerapkan metode, model, dan streategi pembelajaran.